أهلا وسهلا - شكرا كثيرا - جزاكم الله خيرا

Sabtu, 18 Juni 2011

MORFOLOGI



            Morfologi disebut tata kata atau tata bentuk-merupakan studi gramatikal struktur intern kata. Wilayah morfologi meliputi pengelompokan bunyi bahasa menjadi fonem dalam pembentukan kata.
1.    Morfem
            - merupakan satuan gramatikal terkecil
- mempunyai makna
- tidak dapat dipecah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil
- menjadi bagian pembentuk kata, frase, klausa, dan kalimat
- dapat dikenal karena pemunculannya yang berulang
Contoh morfem adalah kata /di/
2.    Morfem dan alomorf
Morfem merupakan satuan hasil abstraksi ujud lahiriah atau bentuk-bentuk fonologisnya. Bentuk-bentuk fonologis morfem dapat dipandang sebagai anggota-anggota morfem yang disebut alomorf.
Sebagian besar morfem mempunyai ujud lahiriah yang tetap di mana pun tempatnya, sedang yang lainnya berbeda ujud lahiriahnya jika berbeda tempatnya.
Contohnya :
-          Morfem /di/ hanya mempunyai 1 alomorf
-          Morfem /ber/ mempunyai 3 alomorf yaitu b r, b , b l
3.    Jenis Morfem
Berdasarkan :
a.       Banyaknya alomorf
Beralomorf satu dan beralomorf lebih dari satu.
b.      Kemungkinannya berdiri sebagai kata
-          Morfem terikat, karena keduanya tidak dapat berdiri sendiri sebagai kata, melainkan selalu ada bersama dengan morfem lain. Contohnya : /me/ dan /ber/.
-          Morfem  bebas, karena dapat berdiri sebagai kata, bahkan sebagai kalimat jawaban atau perintah. Contohnya : /lihat/ dan /orang/.
c.       Jenis fonem yang menyusunnya
-          Morfem segmental, karena disusun oleh unsur-unsur segmental. Contohnya : /lihat/, /orang/, /ter/, /lah/.
-          Morfem suprasegmental, diperoleh dari bahasa Ngbaka, suatu bahasa Sudan di Congo Utara. Dalam bahasa itu disertai penunjuk kala yang berupa unsur suprasegmental.
-          Morfem segmental-suprasegmental, karena bersama-sama menggunakan morfem segmental dan suprasegmental.
d.      Jumlah fonem yang membentuknya
e.       Macam maknanya
-          Makna leksikal yaitu morfem yang mempunyai makna dasar yang menunjuk pada benda, hal, perbuatan, atau sifat yang terdapat di alam sekitar kita. Contoh : pohon, duduk, dan sejuk.
-          Makna gramatikal yaitu morfem yang tidak mempunyai makna dasar, tetapi kehadirannya membawa fungsi gramatikal. Contoh : ber-, me-, dan di-
4.    Morf
Morf adalah tiap bentuk terkecil yang mempunyai makna, yang tidak atau belum dibicarakan dalam hubungan keanggotaan terhadap suatu morfem. Jika morf telah dilihat sebagai anggota morfem tertentu disebut alomorf.
5.    Morfem dan kata
Kata adalah satuan gramatikal bebasa yang terkecil. Kata disusun oleh satu atau beberapa morfem. Kata bermorfem satu disebut monomorfemis, sedangkan kata bermorfem lebih dari satu disebut polimorfemis. Kata polimorfemis dapat dilihat sebagai hasil morfologis yang berupa perangkaian morfem.
Bentuk-bentuk proses morfologis
a.       Pengimbuhan atau afiksasi
Prefiks (awalan), Infiks (sisipan), Sufiks (akhiran), dan Sirkumfiks atau konfiks (awalan dan akhiran)
b.      Pengulangan atau reduplikasi. Pengulangan dapat bersifat penuh atau sebagian. Contoh : gunung-gunung, sekali-kali.
c.       Penambahan intern, perubahan intern, atau modifikasi intern yang terjadi dalam morfem dasar yang berkerangka tetap. Contoh :
*ktb =  ‘tulis’, katab = ‘ia (1) menulis’, ka.tib =  ‘penulis’                                                   
d.      Pemajemukan atau komposisi yaitu membentuk satu kata dari dua atau lebih morfem dasar. Contohnya barangkali, kaki lima, dan hulubalang.
6.      Morfem dan makna gramatikal
Beberapa kategori makna gramatikal antara lain:
a.       Jumlah
b.      Jenis
c.       Milik
d.      Kala
e.       Aspek yaitu bertalian dengan macam perbuatan (menyatakan perbuatan terus berlangsung, tengah berlangsung, baru mulai, sudah usai, atau berulang-ulang).
f.       Diatesis yaitu menggambarkan hubungan antar pelaku dengan perbuatan (aktif,pasif, subyek, refleksif, resiprokal, kausatif, dan transitif).
g.      Orang, seperti orang pertama, orang kedua, dan orang ketiga.
h.      Modus yaitu menggambarkan suasana psikologis suatu perbuatan sebagaimana ditafsirkan oleh pembaca.
7.      Tahap pembentukan kata
Penambahan afiks tidak dilakukan sekaligus, melakukan melalui beberapa tahap. Pada setiap tahap terjadi bentukan yang bermakna atau yang dapat diterima pemakai bahasanya. Contoh : Dipertanggungjawabkan = tanggung-jawab, tangungjawab-kan, per-tanggungjawabkan, di-pertanggungjawabkan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar